Implementasi Aspek Keamanan dan Kerahasiaan Rekam Medis Elektronik
A. Latar Belakang
Komputerisasi rekam medis sebenarnya bukan sesuatu yang baru lagi di dunia kesehatan. Beberapa rumah sakit di luar negeri pun sudah banyak yang telah mengimplementasikan rekam medis elektronik. Pada dasarnya rekam medis elektronik adalah penggunaan metode elektronik untuk pengumpulan, penyimpanan, pengolahan serta pengaksesan rekam medis pasien di rumah sakit yang telah tersimpan dalam suatu sistem manajemen basis data multimedia. Dengan menerapkan rekam medis elektronik di suatu rumah sakit dimaksudkan agar mempermudah dan mempercepat pelayanan kepada pasien. Akan tetapi masih terdapat beberapa petugas medis yang meragukan keamanan dan kerahasiaan rekam medis elektronik. Hal tersebut akan berdampak pada proses adopsi rekam medis elektronik yang berjalan lambat.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana penerapan aspek keamanan dan kerahasiaan pada rekam medis elektronik.
C. Batasan Masalah
Mengingat banyaknya masalah yang berhubungan erat dengan implementasi rekam medis elektronik, maka penulis membatasi penulisan pada masalah implementasi rekam medis elektronik dalam aspek keamanan dan kerahasiaan.
D. Solusi
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjamin agar data yang tersimpan dapat melindungi aspek keamanan dan kerahasiaan data yaitu dengan memberlakukannya standar pelaksanaan pembuatan dan penyimpanan rekam medis yang selama ini berlaku bagi rekam medis kertas pada rekam medis elektronik. Rekam medis elektronik harus menerapkan sistem yang mengurangi kemungkinan kebocoran informasi yang termuat di dalamnya. Penerapan pemberian batasan tertentu dalam mengakses rekam medis elektronik juga dapat memperkuat keamanan dan kerahasiaan data tersebut sehingga orang yang tidak berwenang tidak dapat mengubah atau menghilangkan data pasien. Selain itu, rekam medis elektronik dapat memberikan peringatan jika suatu saat dokter salah memberikan obat atau ada reaksi antar obat sehingga akan mengurangi kemungkinan kesalahan pemberian obat kepada pasien. Untuk lebih menjamin tingkat keamanan dan kerahasiaan data rekam medis elektronik maka sistem dirancang agar dapat mendeteksi siapa dan kapan seseorang mengakses data pasien. Dengan begitu maka seseorang yang mengubah atau menambah atau menghilangkan sebagian data dapat diketahui identitasnya sehingga jika terjadi sesuatu pada data tersebut maka pertanggungjawaban dilimpahkan pada seseorang yang telah mengakses dtat tersebut.
E. Langkah-Langkah Pelaksanaan Solusi
Untuk mengurangi kemungkinan kebocoran informasi dapat dilakukan dengan menerapkan penggunaan password dan ID user sebagai pengenal identitas pengguna rekam medis elektronik. Jika penggunaan password dan ID user dirasa belum cukup aman karena orang yang mengetahui password dan ID user seorang petugas dapat mengakses rekam medis elektronik maka dapat digunakan sidik jari atau pemindai retina mata sebagai pengenal identitas pengguna rekam medis elektronik. Dengan menerapkan beberapa cara pengenal identitas tersebut dimaksudkan agar lebih aman daripada tandatangan biasa karena tandatangan biasa dapat dipalsukan oleh orang lain.
Sebagai contoh penerapan batasan dalam mengakses rekam medis elektronik yaitu seorang petugas pendaftaran pasien hanya dapat mengakses identitas pasien, seorang petugas filing hanya dapat mengakses identitas umum tanpa dapat mengubahnya dan dapat mengakses informasi pelayanan pasien, seorang dokter hanya dapat mengakses seluruh data milik pasiennya sendiri, seorang petugas pelaporan dapat mengakses lebih banyak informasi dari pasien karena data pasien diperlukan untuk membuat sebuah laporan rumah sakit. Jika seorang dokter tidak dapat mengisi sendiri data medis pasiennya maka dokter tersebut harus memastikan bahwa pengisian rekam medis yang dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh dokter tersebut telah terisi dengan benar.
Write a Comment